Sabtu, 19 Juli 2014

Surat Untuk Cinta (bagian-1)



Selamat malam para pembaca yang budiman,,malam ini disela waktu istirahat setelah seharian survei lapangan, tiba-tiba saya terdorong untuk menulis. Tulisan ini terilhami dari trend yang terjadi akhir-akhir ini, yaitu tentang menulis surat. Ada rakyat menulis surat untuk presiden, anak kecil menulis surat untuk menteri, artis menulis surat untuk capres, dan sebagainya.. Tetapi surat ini berbeda, karena surat ini saya tulis untuk kamu,,ya kamu,,untuk Cintaku..

Cintaku.. 
Ingatkah kamu cinta,,
Ketika pertama aku meminta tolong seorang teman untuk memintamu menjadi temanku, teman hidupku lebih tepatnya, dan kamupun terkejut, karena aku masih orang yang asing bagimu..

Ingatkah kamu cinta,,
Ketika pertama kali kita berkenalan kembali,,karena sebelumnya kita hanya saling tahu nama,, saat itulah aku ingin mengenalmu lebih dekat,,sosok yang aku harapkan menjadi teman hidupku..

Ingatkah kamu cinta,,
Ketika kita sama-sama tenggelam dalam istikharah panjang,,aku berdoa semoga hatiku cenderung kepadamu saja,, bukan pada yang lainnya..saat itulah aku semakin mantab memilihmu..

Ingatkah kamu cinta,, 
Ketika pertama kali aku bertemu kedua orang tuamu,,saat itulah aku semakin merasa menjadi laki-laki,, dengan segala keberanian,tanggungjawab dan kekuranganku..

Ingatkah kamu cinta,,ketika ibuku benar-benar datang untuk memintamu, melingkarkan cincin itu,, dan percakapan singkat kita ketika aku akan beranjak pulang, itulah salah satu senja terindah,,dan kamupun tersipu,,saat itulah kita akhirnya berkomitmen,,memandang kearah yang sama,, itulah masa depan..

Ingatkah kamu cinta,,
Disela aktivitas kita,,kita siapkan bersama menjelang hari bahagia itu,,akupun semakin mengagumimu, karena kamu tetaplah menjaga, agar kita tidak larut dalam perasaan yang belum waktunya..

Hingga tibalah hari itu cinta,,dimana akhirnya kita utuh menjadi satu,,rasa haru dan bahagia bercampur jadi satu,, sampai aku buktikan padamu,kenapa aku tidak ingin lagi sendiri,,karena aku punya banyak cinta, yang kini hanya aku bagi padamu saja.. 

Kembali menghimpun keping-keping rindu..Solo,, 19 Juli 2014
Bersambung…

Sabtu, 18 Januari 2014

Episode Hijau Biru : #1 Anniversary (part IV)

Setelah beberapa waktu vacuum, tidak ada tulisan, maka saya pikir inilah saatnya saya benar-benar perlu menuliskan ini dan membaginya kepada dunia, kenapa?? Karena kebahagiaan tidak akan lengkap kalau dinikmati sendirian..
Hari ini, hari yang special bagi kami, karena 18 Januari 2014 itu menandakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Tepatnya satu tahun yang lalu, saya resmi menyandang status sebagai seorang suami baginya, orang yang sekarang satu atap dengan saya. Usia satu tahun bukanlah usia yang panjang untuk saya berbagi pengalaman, tetapi adalah usia yang sangat pantas tentunya untuk tetap menumbuhkan cinta, sampai tahun-tahun berikutnya…..
Saya ingin menceritakan kembali keharuan hari itu, ya,,18 Januari 2013..
Setelah melewati malam terakhir sebagai seorang single, akhirnya sampai juga pada pagi pernikahan saya, pagi 18 Januari 2013. Hari yang dinanti akhirnya tiba,,beberapa hari terakhir di Cibinong saya masih bolak-balik rumah-toko bangunan untuk mempersiapkan tempat tinggal yang sedang direnovasi. Setelah saya pulang, mulailah saya fokus persiapan pernikahan, menghafal doa-doa, membaca buku, dan lain sebagainya. Alhamdulillah sebagai anak terakhir, persiapan banyak dibantu oleh kakak-kakak.
Kembali pada pagi 18 Januari,,
Kami sekeluarga bersiap-siap berangkat ke Tegal, perjalanan dari Purworejo ke Tegal ditempuh dalam waktu kira-kira 6 Jam. Pagi itu saya angkut sendiri beberapa barang-barang seserahan dari rumah ke mobil,,wah capek juga. Entah adakah yang tahu kalau saya harusnya jadi raja, barang sehari itu,hehe..
Akhirnya kamipun berangkat ke Tegal, waktu dijalan saya habiskan untuk membaca buku, sambil sesekali sms calon istri. Singkat cerita kurang lebih pukul 14.00 kami tiba di Tegal, akad nikah rencana akan dilaksanakan jam 15.30. Sesampainya ditempat singgah sayapun mempersiapkan diri, mandi dan berpakaian. Hari yang sangat spesial, waktu itu saya memakai jas warna coklat dan peci, warisan dari kakak saya yang nomor 5 waktu pernikahannya.
Setelah semuanya siap, kemudian saya dijemput dari keluarga calon istri menuju tempat akad nikah, sebuah musholla kecil didekat rumah calon istri saya. Pada sore itulah saya melihat calon istri yang sebentar lagi resmi menjadi pendamping hidup.. Subhanallah..seperti agak asing, karena dia tidak memakai kacamata seperti biasanya dan berdandan. Perasaan tidak karuan justru saya rasakan ketika
memasuki musholla tempat akad nikah, saat itulah momen penting dalam hidup seorang laki-laki ketika menerima tanggungjawab seorang istri dari bapaknya. Lafal ijab qobul Alhamdulillah lancar, walaupun tidak sama seperti yang saya hafalkan beberapa hari terakhir. Bukan hanya hafalan sebenarnya, tapi itu adalah sebuah ikrar, sebuah janji memasuki peran baru sebagai seorang suami.
Setelah akad, saya memakaikan cincin sederhana dijarinya, sebuah cincin yang saya beli di Pasar Cibinong. Sungguh, bukan karena rendahnya penghargaan saya pada pernikahan ini, atau padamu. Tetapi tentunya kita tahu, tidak disitu kita menilainya, tetapi dari bersihnya niat kita, proses menujunya dan kualitas perjalanan kedepannya. Kita harus menjadi lebih baik setelah menikah, istriku.
Setelah prosesi akad nikah selesai, kamipun berjalan berdua menuju rumah istri, diarak di jalan, ditonton orang-orang dan anak-anak, masih canggung.titik. Acara selanjutnya adalah pertemuan dua keluarga, dengan disimbolkan dengan acara seserahan, bukan pada bentuk dan rupa apa yang saya berikan, tetapi esensinya adalah bahwa pernikahan tidak berhenti pada bertemunya dua hati, tetapi dua keluarga. Di sore itu saya kemudian sesekali termenung, dengan istri yang duduk disamping, disertai obrolan ringan, dalam hati yang bergemuruh saya katakan.. Ya Saya Adalah Seorang Suami..
Kisah-kisah selanjutnya adalah milik kami berdua, meskipun pada hari kedua kami harus menjalani resepsi dengan berbagai macam kostum yang “menyiksa” hehe..tetapi tetap membahagiakan,,karena bersama semua menjadi lebih indah..

Hingga hari ini, genap satu tahun pernikahan, sayapun masih belajar untuk menjadi suami, dan lagi saya harus belajar juga untuk menjadi calon ayah yang sedang kami nantikan..Kepadamu istriku, terimakasih atas kesabaran menemani ketika bersama, mendoakan disaat jauh, mengingatkan ketika salah..dan mengomel ketika saya iseng,hehe..dan last statement, tidak tahu kenapa saya sangat menyukainya..”Semoga cinta akan tetap tumbuh dan menghebat..”
Istriku, mas mencintaimu..
Cibinong, 18 Januari 2014.