Assalamualaikum wr.wb..
Menulis kembali, lumayan jadi
obat anti-galau…hehe..
Beberapa
waktu lalu, di halaman facebook saya yang tidak seberapa itu ada orang yang
nge-add saya, dengan nama yang super alay tanpa tahu bagaimana membacanya. Karena
saya juga tidak kenal, maka kemudian saya katakan : “benerin dulu namamu, baru
saya approve”..eh ternyata si orang tadi balas : “ya udah gak papa kalau gak
mau approve”. Begitulah, si dia lebih memilih menamai dirinya dengan cara alay
daripada menyambung silaturahim (atau berteman dengan saya??hehe).
Itulah,
setiap nama yang melekat pada masing-masing kita tersimpan makna yang baik yang
dibuat oleh orang tua kita dengan tidak main-main. Pernah mencoba menganalisis
nama dan arti nama sendiri? Baik saya coba dengan nama saya sendiri ya…Nama
saya Fuad Hasyim, terdiri dari dua kata, hanya 10 huruf, simpel saja Fuad itu artinya hati, dan Hasyim
diambil dari nama Kakek Rasulullah SAW, Hasyim bin Abdi Manaf. Hasyim sendiri, dari beberapa tulisan
yang pernah saya baca ada yang mengartikan “pemurah” ada juga yang mengartikan “yang
memecahkan”. Kalau saya utak-atik ni, agak maksa mungkin, bisa berarti orang
yang memecahkan (sesuatu) dengan hati atau orang yang murah hati, hehe semoga
gak terlalu maksa ya.. Saya kurang tahu, apakah almarhum bapak (semoga Allah
mengampuni dosa beliau) mengetahui arti nama yang beliau berikan pada anak
ragil-nya ini. Dengan nama itu kemudian saya menjadi terpacu untuk menjadi sosok
seperti nama yang bapak berikan. Bismillah..
Peran
sebuah nama juga penting dalam kehidupan sosial kita, bagaimana adab kita
bergaul dengan teman, misalnya memanggil nama teman kita dengan nama bagus yang
disukainya. Ingat pas waktu kecil dulu? Punya nama julukan? Terus terang, saya
malu menuliskannya disini, tetapi ketika saya pulang, beberapa teman kecil
masih memanggil saya dengan nama itu. Bukan masalah, asalkan nama itu digunakan
pada tempatnya, pada komunitas yang terbatas dan bertujuan untuk mengakrabkan
diri. Tetapi yang perlu kita ingat, bukankah Rasulullah juga memanggil istrinya
Aisyah r.a. dengan Khumaira (yang
merah pipinya)? Sebagai nama yang disukai istrinya. Semoga kita bisa meneladani
akhlaq beliau.
Sebuah
contoh lain, sebuah nama menurut saya merupakan identitas yang penting, akan
seperti apa kita dipanggil, seperti apa kita dikenal, bahkan lebih dari itu
akan seperti apa kita dihormati. Dalam fanspage
MTGW pernah saya baca, beliau menyampaikan tentang menghormati diri sendiri,
beliau sampaikan : bagaimana seorang pribadi bisa dihargai orang lain,
sementara di fb-nya dia memasang nama : Fuad Ajjalah (contoh, hehe..). Ya, saya
sepakat, berharganya kita dimata orang lain itu sangat bergantung pada cara
pandang kita terhadap diri sendiri, pada cara kita menghargai diri sendiri. Menghargai
diri sendiri terlalu tinggi akan menjadikan kita pribadi yang angkuh dan
dijauhi dari lingkungan sosial, sementara terlalu merendahkan diri akan membuat
kita hina dimata orang lain. Jadi ingat salah seorang teman menamakan dirinya :
t4mp4n_s4kti di akun YM, wah..kreatif juga,,walaupun agak alay tapi bolehlah
sebagai sebuah tagline penyemangat.
Sebagai
penutup, menurut teman-teman semua, perlukah kita memakai nama asli dalam
kehidupan di dunia maya kita (sosial media, blog, dan lainnya)?.. Hmm menurut
saya tidak harus, tapi sedikit pesan saya, marilah kita pancarkan energi
positif dari nama-nama yang kita tampilkan, pastikan kalian merasa nyaman
dengan apapun sebutanmu, dan jadilah kalian pribadi yang selalu akrab, merakyat
dan dihormati. So, kalau namamu begitu indahnya, kenapa masih memakai yang
biasa saja??
Cibinong, bersama segelas kopi (jarang-jarang
ni…)
Wassalamualaikum, wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar