Rabu, 08 Februari 2012

Memaknai Kekecewaan

bukan gambar saya ini..:D
Sebuah pertanyaan sederhana, pernahkah kalian merasakan kecewa? Bagaimana rasanya? Sangat tidak nyaman bukan? Ya, dalam hidup ini setiap orang pasti pernah mengalami perasaan kecewa, hal itu tentunya merupakan hal yang sangat manusiawi. Kecewa menurut definisi saya adalah suatu kondisi dimana kenyataan yang dihadapi tidak sesuai dengan kondisi ideal yang diharapkan. Atau suatu keinginan yang tidak didukung oleh kemampuan diri atau kondisi yang mengizinkan. Secara etimologis, yang saya maksud kecewa disini adalah padanan kata dari “gela” atau “getun” dalam bahasa jawa, walaupun sebenarnya tidak tepat juga kalau disamakan dengan “kecewa”.

Banyak orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap kekecewaan yang dihadapi. Sering kita temukan dalam lingkungan sekeliling kita, misalnya seseorang kecewa terhadap pilihan yang diambil,  kecewa pada kondisi yang dihadapi, rakyat yang kecewa pada pemimpin, bawahan kecewa pada pimpinan dan sebaliknya. Adakalanya kecewa berujung pada hal yang negatif yang malah menghinakan eksistensinya sebagai manusia. Kekecewaan itu berubah menjadi energi yang merusak, seperti yang sering kita saksikan di media massa setiap harinya tentang demonstrasi, pengerusakan dan lainnya. Ada juga kekecewaan yang menimbulkan hal positif dan melejitkan potensi ketika energi kecewa itu diubah menjadi kekuatan dan cambukan untuk terus berubah menjadi lebih baik, menjadi lebih pantas untuk sesuatu yang diinginkan dan lebih mampu untuk mewujudkan keinginan diwaktu selanjutnya. Hal tersebut tergantung bagaimana setiap orang menyikapi perasaan kecewa yang dialami.
Apa sih yang dikecewakan?

Ketika merasa kecewa coba tanyakan ini. Diantara banyak hal yang membuat kita kecewa itu ada hal yang positif maupun negatif. Ada berapa banyak orang yang kecewa terhadap sesuatu yang tidak baik bagi dirinya, orang tersebut bersedih dan sangat meratapi ketika keinginannya tidak dapat terpenuhi. Seperti penggalan Surat Al-Baqarah 216 : ”Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Oleh sebab itu, dari sekarang coba kita pikirkan lagi keinginan yang kita miliki, apakah itu hal yang baik atau bukan, apakah akan menimbulkan murka Allah atau tidak. Atau kita pikirkan lagi kekecewaan yang pernah kita rasakan, apakah itu merupakan hal yang baik untuk kita atau tidak. Pastikan kita kecewa hanya karena hal baik yang belum bisa kita wujudkan sekarang.

Sering kita ketahui, seseorang ketika sangat menginginkan sesuatu akan tertutup logikanya, akan tertutup hatinya dari petunjuk Allah. Padahal kita tidak tahu, mungkin Allah punya rahasia tertentu ketika Allah tidak mengabulkan keinginan yang kita miliki. Boleh jadi ada keburukan dari kita ketika keinginan itu terwujud, atau ada keburukan dari sesuatu yang kita inginkan, atau bahkan ada kombinasi keburukan dari kita dan keinginan kita yang tidak kita ketahui. Keinginan yang baik adalah ketika ada niatan baik dari kita untuk mendapatkan sesuatu yang baik, kemudian akan menjadikan kita lebih baik pada waktu selanjutnya. Jika yakin akan keinginan tersebut, maka tidak ada kata lain untuk mengusahakannya dan mewujudkan keinginan tersebut.

Lalu bagaimana kita tahu, bahwa keinginan tersebut adalah baik untuk kita? Menurut saya seperti ini, pastikan dulu bahwa keinginan tersebut tidak menyalahi aturan Allah dan Rasulnya, kemudian kita tanyakan pada diri apakah kita benar-benar menginginkan dan membutuhkannya dan yang terakhir adalah memohon pada Allah untuk terlindung dari keburukan yang timbul karena terwujud dan tidak terwujudnya keinginan tersebut.

So, what next..
Mendekatlah pada pemilik alam semesta, agar kita tahu bahwa yang baik menurut kita itu memang baik. Dan berjanjilah, bahwa setelah ini kita akan memperbaiki diri untuk menyambut takdir yang Allah janjikan untuk kita. Berjanji juga untuk tetap bersemangat dan berani dalam meraih keinginan-keinginan baik itu, bersyukur akan keinginan baik yang telah terwujud dan bersabar akan keinginan-keinginan baik yang belum Allah takdirkan. Semua itu tidak terlepas dari rencana benar Allah, seperti Allah firmankan di Surat At Thaariq : 16 : “Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya”. (I’ll try..)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar