Sabtu, 18 Januari 2014

Episode Hijau Biru : #1 Anniversary (part IV)

Setelah beberapa waktu vacuum, tidak ada tulisan, maka saya pikir inilah saatnya saya benar-benar perlu menuliskan ini dan membaginya kepada dunia, kenapa?? Karena kebahagiaan tidak akan lengkap kalau dinikmati sendirian..
Hari ini, hari yang special bagi kami, karena 18 Januari 2014 itu menandakan ulang tahun pernikahan kami yang pertama. Tepatnya satu tahun yang lalu, saya resmi menyandang status sebagai seorang suami baginya, orang yang sekarang satu atap dengan saya. Usia satu tahun bukanlah usia yang panjang untuk saya berbagi pengalaman, tetapi adalah usia yang sangat pantas tentunya untuk tetap menumbuhkan cinta, sampai tahun-tahun berikutnya…..
Saya ingin menceritakan kembali keharuan hari itu, ya,,18 Januari 2013..
Setelah melewati malam terakhir sebagai seorang single, akhirnya sampai juga pada pagi pernikahan saya, pagi 18 Januari 2013. Hari yang dinanti akhirnya tiba,,beberapa hari terakhir di Cibinong saya masih bolak-balik rumah-toko bangunan untuk mempersiapkan tempat tinggal yang sedang direnovasi. Setelah saya pulang, mulailah saya fokus persiapan pernikahan, menghafal doa-doa, membaca buku, dan lain sebagainya. Alhamdulillah sebagai anak terakhir, persiapan banyak dibantu oleh kakak-kakak.
Kembali pada pagi 18 Januari,,
Kami sekeluarga bersiap-siap berangkat ke Tegal, perjalanan dari Purworejo ke Tegal ditempuh dalam waktu kira-kira 6 Jam. Pagi itu saya angkut sendiri beberapa barang-barang seserahan dari rumah ke mobil,,wah capek juga. Entah adakah yang tahu kalau saya harusnya jadi raja, barang sehari itu,hehe..
Akhirnya kamipun berangkat ke Tegal, waktu dijalan saya habiskan untuk membaca buku, sambil sesekali sms calon istri. Singkat cerita kurang lebih pukul 14.00 kami tiba di Tegal, akad nikah rencana akan dilaksanakan jam 15.30. Sesampainya ditempat singgah sayapun mempersiapkan diri, mandi dan berpakaian. Hari yang sangat spesial, waktu itu saya memakai jas warna coklat dan peci, warisan dari kakak saya yang nomor 5 waktu pernikahannya.
Setelah semuanya siap, kemudian saya dijemput dari keluarga calon istri menuju tempat akad nikah, sebuah musholla kecil didekat rumah calon istri saya. Pada sore itulah saya melihat calon istri yang sebentar lagi resmi menjadi pendamping hidup.. Subhanallah..seperti agak asing, karena dia tidak memakai kacamata seperti biasanya dan berdandan. Perasaan tidak karuan justru saya rasakan ketika
memasuki musholla tempat akad nikah, saat itulah momen penting dalam hidup seorang laki-laki ketika menerima tanggungjawab seorang istri dari bapaknya. Lafal ijab qobul Alhamdulillah lancar, walaupun tidak sama seperti yang saya hafalkan beberapa hari terakhir. Bukan hanya hafalan sebenarnya, tapi itu adalah sebuah ikrar, sebuah janji memasuki peran baru sebagai seorang suami.
Setelah akad, saya memakaikan cincin sederhana dijarinya, sebuah cincin yang saya beli di Pasar Cibinong. Sungguh, bukan karena rendahnya penghargaan saya pada pernikahan ini, atau padamu. Tetapi tentunya kita tahu, tidak disitu kita menilainya, tetapi dari bersihnya niat kita, proses menujunya dan kualitas perjalanan kedepannya. Kita harus menjadi lebih baik setelah menikah, istriku.
Setelah prosesi akad nikah selesai, kamipun berjalan berdua menuju rumah istri, diarak di jalan, ditonton orang-orang dan anak-anak, masih canggung.titik. Acara selanjutnya adalah pertemuan dua keluarga, dengan disimbolkan dengan acara seserahan, bukan pada bentuk dan rupa apa yang saya berikan, tetapi esensinya adalah bahwa pernikahan tidak berhenti pada bertemunya dua hati, tetapi dua keluarga. Di sore itu saya kemudian sesekali termenung, dengan istri yang duduk disamping, disertai obrolan ringan, dalam hati yang bergemuruh saya katakan.. Ya Saya Adalah Seorang Suami..
Kisah-kisah selanjutnya adalah milik kami berdua, meskipun pada hari kedua kami harus menjalani resepsi dengan berbagai macam kostum yang “menyiksa” hehe..tetapi tetap membahagiakan,,karena bersama semua menjadi lebih indah..

Hingga hari ini, genap satu tahun pernikahan, sayapun masih belajar untuk menjadi suami, dan lagi saya harus belajar juga untuk menjadi calon ayah yang sedang kami nantikan..Kepadamu istriku, terimakasih atas kesabaran menemani ketika bersama, mendoakan disaat jauh, mengingatkan ketika salah..dan mengomel ketika saya iseng,hehe..dan last statement, tidak tahu kenapa saya sangat menyukainya..”Semoga cinta akan tetap tumbuh dan menghebat..”
Istriku, mas mencintaimu..
Cibinong, 18 Januari 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar