Selasa, 17 Januari 2012

Catatan Perjalanan : Semeru, Dimana Maut Menjadi Kawan..(part I)

Assalamualaikum wr.wb.

Perjalanan menuju puncak Semeru (Mahameru) setinggi 3.676 mdpl sebenarnya sudah saya lakukan beberapa tahun lalu, tepatnya sekitar bulan November 2007. Namun karena banyaknya antusiasme teman-teman untuk menuju kesana ada baiknya saya menuliskan ini. Judul yang saya ambil diatas juga agaknya tidak terlalu bombastis ketika nanti kalian membaca catatan perjalanan ini sampai habis. Benar-benar menyadarkan kita tentang siapa sebenarnya pemilik diri ini, kita benar-benar merasa keciil sekali dibanding dengan kuasa-Nya. Waktu itu ketika masih mahasiswa,  setelah ujian selesai, seorang teman mengajak naik gunung ke Gunung Semeru. Sempat berfikir dua kali karena pendakian tersebut merupakan pendakian pertama saya. Bermodal nekat dan uang sekadarnya (maklum masih mahasiswa) dan peralatan pinjaman dari temen-temen mapala berangkatlah kami bertiga (saya, Mai Warman dan Astika). Rencana pendakian tersebut sengaja saya tidak memberi tahu ibu, ibu saya beritahu setelah saya sudah berangkat (jiaann.. anak bandel).

Bercerita tentang teman pendakian pertama saya yang dua orang itu, mereka merupakan orang yang sudah berpengalaman dalam bidang pendakian dan outdoor activity, mereka merupakan anggota Pasukan Elit dari sebuah ormas di Indonesia. Jadi tidak ada keraguan ketika memutuskan untuk ikut walaupun kami hanya bertiga saja. Satu orang kebetulan teman kuliah, satu lagi merupakan teman yang baru saya kenal sebelum pendakian dilakukan. Visi dan kehausan akan petualanganlah yang menyatukan kami. Saya sendiri memutuskan untuk ikut dalam pendakian karena ingin merasakan tantangan ketika melakukan pendakian, sesuatu yang akhirnya saya dapatkan lebih dan lebih..luar biasa.

perjalanan pertama anak bandel..
Pagi-pagi berangkat ke stasiun Lempuyangan naik kereta ekonomi, (baru pertama juga naik kereta ekonomi). Setelah nyambung beberapa akhirnya sampai di Kota Malang  turun di Stasiun Malang (stasiun apa ya,,lupa). Satu yang masih teringat adalah ketika turun dari stasiun kemudian membeli teh panas, ternyata rasa teh Malang sangat mantab, wanginya berbeda dari wangi teh lainnya,,seius..layak dicoba. Saat itu sampai Malang sudah malam hari, setelah makan sekadarnya kami langsung melanjutkan perjalan ke Terminal Gadang, terminal yang akan membawa kami ke Ranupane, Kabupaten Lumajang. Ranupane merupakan pos pendakian pertama ke Gunung Semeru.  Ranupane berasal dari kata "ranu" dan "pane". Ranu sendiri berarti danau, kalau Pane saya tidak tahu, mungkin merujuk pada nama danau tersebut. Ranupane merupakan salah satu dari tiga danau di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS). Keindahan Ranu Kumbolo sendiri akan saya ceritakan pada postingan selanjutnya.

menggelandang di Malang..

Sampai di terminal Gadang sudah larut malam, tidak ada kendaraan ke Lumajang malam itu. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari penginapan di sekitar Terminal Gadang, bukan hotel atau losmen, kami memutuskan untuk menginap di Masjid di sekitar Terminal Gadang. Dari terminal Gadang, esok paginya kami naik angkot menuju Pasar Tumpang. Pasar Tumpang merupakan tempat pemberangkatan menuju Ranupane. Ada dua opsi untuk menuju ke Ranupane, pertama menyewa kendaraan Jeep, yang tentunya mahal karena biasa disewa oleh pendaki pada musim pendakian atau naik mobil sayur bersama para warga Lumajang yang akan kembali pulang ke rumahnya setelah belanja dan menjual hasil bumi ke kota.

Naik mobil horor..

Tanpa pikir panjang dan juga anggaran yang cekak, kami memutuskan untuk naik mobil sayur. Dengan biaya saat itu 35.ooo rupiah, kami bersama penduduk asli, sayur barang belanjaan tumplek blegg jadi satu. Jangan berpikir akan sedikit nyaman, karena dalam pejalanan kurang lebih 3 jam tersebut sangat mengerikan. Bagaimana tidak, dijalan yang menanjak, belum diaspal, hanya dicor dan sebagian rusak merupakan salah satu kondisi naik mobil paling ekstrim, kemungkinan jatuh sangat besar karena hampir tidak ada ruang untuk berpegangan. Akhirnya setelah melewati jalanan yang curam, rusak, menikung dan mengerikan sampailah kami ke Ranupane..Alhamdulillah satu tantangan terlewati.Yah,,dari sinilah perjuangan selanjutnya dimulai…Ingin tahu kisah selanjutnya,,tunggu di posting selanjutnya ya.. ;)..

Bersambung ke part II.. 

Wassalamualaikum wr.wb.

3 komentar:

  1. asslm, hahaha...ga nyangka antum bisa menulis perjalnan 3 tahun lalu smpai 3 episod, aku sendiri pernah mau nulis tapi ga berhasil sampai selesai, pentesan kuliah antum cepat selesai ^_^ / oh iya untuk tulisan "anggota Pasukan Elit dari sebuah ormas di Indonesia" kayanya itu berlebihan deh...^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah,,aku tulis pasukan elit biar keren,,daripada sebut merek..sedang dalam pengembangan ni blognya,belum pasti konsepnya,,punyamu keren juga mai blognya..konsepnya jelas..kalo punyaku buat curhat2an aja sambil sharing,,hehehee..

      Hapus