Kamis, 13 September 2012

Sebuah Nama Sebuah Doa..


Assalamualaikum wr.wb..

Menulis kembali, lumayan jadi obat anti-galau…hehe..

        Beberapa waktu lalu, di halaman facebook saya yang tidak seberapa itu ada orang yang nge-add saya, dengan nama yang super alay tanpa tahu bagaimana membacanya. Karena saya juga tidak kenal, maka kemudian saya katakan : “benerin dulu namamu, baru saya approve”..eh ternyata si orang tadi balas : “ya udah gak papa kalau gak mau approve”. Begitulah, si dia lebih memilih menamai dirinya dengan cara alay daripada menyambung silaturahim (atau berteman dengan saya??hehe).

        Itulah, setiap nama yang melekat pada masing-masing kita tersimpan makna yang baik yang dibuat oleh orang tua kita dengan tidak main-main. Pernah mencoba menganalisis nama dan arti nama sendiri? Baik saya coba dengan nama saya sendiri ya…Nama saya Fuad Hasyim, terdiri dari dua kata, hanya 10 huruf, simpel saja Fuad itu artinya hati, dan Hasyim diambil dari nama Kakek Rasulullah SAW, Hasyim bin Abdi Manaf. Hasyim sendiri, dari beberapa tulisan yang pernah saya baca ada yang mengartikan “pemurah” ada juga yang mengartikan “yang memecahkan”. Kalau saya utak-atik ni, agak maksa mungkin, bisa berarti orang yang memecahkan (sesuatu) dengan hati atau orang yang murah hati, hehe semoga gak terlalu maksa ya.. Saya kurang tahu, apakah almarhum bapak (semoga Allah mengampuni dosa beliau) mengetahui arti nama yang beliau berikan pada anak ragil-nya ini. Dengan nama itu kemudian saya menjadi terpacu untuk menjadi sosok seperti nama yang bapak berikan. Bismillah..

            Peran sebuah nama juga penting dalam kehidupan sosial kita, bagaimana adab kita bergaul dengan teman, misalnya memanggil nama teman kita dengan nama bagus yang disukainya. Ingat pas waktu kecil dulu? Punya nama julukan? Terus terang, saya malu menuliskannya disini, tetapi ketika saya pulang, beberapa teman kecil masih memanggil saya dengan nama itu. Bukan masalah, asalkan nama itu digunakan pada tempatnya, pada komunitas yang terbatas dan bertujuan untuk mengakrabkan diri. Tetapi yang perlu kita ingat, bukankah Rasulullah juga memanggil istrinya Aisyah r.a. dengan Khumaira (yang merah pipinya)? Sebagai nama yang disukai istrinya. Semoga kita bisa meneladani akhlaq beliau.

            Sebuah contoh lain, sebuah nama menurut saya merupakan identitas yang penting, akan seperti apa kita dipanggil, seperti apa kita dikenal, bahkan lebih dari itu akan seperti apa kita dihormati. Dalam fanspage MTGW pernah saya baca, beliau menyampaikan tentang menghormati diri sendiri, beliau sampaikan : bagaimana seorang pribadi bisa dihargai orang lain, sementara di fb-nya dia memasang nama : Fuad Ajjalah (contoh, hehe..). Ya, saya sepakat, berharganya kita dimata orang lain itu sangat bergantung pada cara pandang kita terhadap diri sendiri, pada cara kita menghargai diri sendiri. Menghargai diri sendiri terlalu tinggi akan menjadikan kita pribadi yang angkuh dan dijauhi dari lingkungan sosial, sementara terlalu merendahkan diri akan membuat kita hina dimata orang lain. Jadi ingat salah seorang teman menamakan dirinya : t4mp4n_s4kti di akun YM, wah..kreatif juga,,walaupun agak alay tapi bolehlah sebagai sebuah tagline penyemangat.

           Sebagai penutup, menurut teman-teman semua, perlukah kita memakai nama asli dalam kehidupan di dunia maya kita (sosial media, blog, dan lainnya)?.. Hmm menurut saya tidak harus, tapi sedikit pesan saya, marilah kita pancarkan energi positif dari nama-nama yang kita tampilkan, pastikan kalian merasa nyaman dengan apapun sebutanmu, dan jadilah kalian pribadi yang selalu akrab, merakyat dan dihormati. So, kalau namamu begitu indahnya, kenapa masih memakai yang biasa saja??

Cibinong, bersama segelas kopi (jarang-jarang ni…)

Wassalamualaikum, wr.wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar